Islam itu sesungguhnya hanya satu, sebagai agama yang Allah turunkan
kepada Rasul-Nya dengan kesempurnaan yang mutlak.”Pada hari ini telah
Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu
nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu menjadi agama
bagimu.”(Al-Maidah:3)
Islam telah menjawab segala problematika hidup dari segenap seginya.
Akan tetapi, di masa kini sedikit sekali orang yang mengetahui dan
meyakini kesempurnaannya.Ini sesungguhnya adalah sebagai akibat
pengkaburan Islam dari warna aslinya oleh debu dan polusi bid’ah,
sehingga mayoritas umat Islam amat rancu permasalahannya terhadap
agamanya.
Allah Ta’ala berfirman : “Barangsiapa yang menyimpang dari rasul
setelah terang padanya petunjuk itu, dan mengikuti jalannya selain
mukminin, Kami akan gabungkan dia dengan orang-orang sesat dan Kami
masukkan dia ke neraka Jahannam.”(An-Nissa:115). Islam itu sendiri
adalah Jama’ah (satu kesatuan) dan yang menyimpang dari padanya adalah
firqah (perpecahan).
Allah berfiman: “Dan berpegang teguhlah kalian semua dengan agama
Islam ini dan jangan kalian berpecah belah dari agama ini…”(Ali
Imran:102) Sedangkan firqah itu tidak lain disebabkan oleh adanya
orang-orang yang mengikut perkara syubhat (rancu) dalam agama ini dan
mengekor kepada hawa nafsu.
“Dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan (syubhat dan hawa nafsu),
niscaya bila kamu ikut jalan-jalan itu akan menyimpangkan kalian dari
jalan Allah.”(Al-An’am:153). Menyeleweng dari jalan Islam itu berarti
menyimpang pula dari Al-Jama’ah, dan sekarang ini orang mengistilahkan
dengan Islam sempalan, dalam pengertian sebagai aliran pemahaman Islam
yang sesat.
Menginventarisasir Islam Sempalan
Untuk melakukan pekerjaan ini, haruslah merujuk kepada ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah Salafus Sholih. Karena mereka mempunyai penilaian yang tegas dengan referensi yang lengkap dan jelas. Juga di dalam masalah ini menyangkut pula identifikasi pemahaman Islam sempalan tersebut.
Untuk melakukan pekerjaan ini, haruslah merujuk kepada ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah Salafus Sholih. Karena mereka mempunyai penilaian yang tegas dengan referensi yang lengkap dan jelas. Juga di dalam masalah ini menyangkut pula identifikasi pemahaman Islam sempalan tersebut.
Upaya yang demikian ini sangat penting di dalam memberi peringatan
kepada umat Islam akan bahayanya penyimpangan dari pemahaman Islam yang
benar dari pemahaman yang sesat. Juga upaya ini demikian pentingnya bila
dikaitkan dengan kenyataan terlalu banyaknya firqah-firqah yang
menyebabkan berbagai pikiran sesat di umat ini.
Banyaknya firqah-firqah demikian ini karena bid’ah itu akan
melahirkan sekian banyak kesesatan. Rasulullah salallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: “Sungguh-sungguh akan datang atas umatku sebagaimana
yang telah datang pada Bani Israil, sebagaimana sepasang sandal yang
sama ukurannya, sehingga kalau dulunya pernah ada di kalangan Bani
Israil yang menzinai ibunya terang-terangan niscaya akan ada di umatku
ini yang melakukan demikian. Dan sesungguhnya Bani Israil telah berpecah
menjadi 72 golongan dan umatku akan terpecah menjadi 73 golongan. Semua
mereka bakal masuk neraka kecuali satu golongan yang selamat.
Para shahabat bertanya:”Siapakah mereka yang selamat itu ya
Rasulullah?” Rasulullah menjawab: “Yaitu golongan yang mengikuti jalan
hidupku dan jalan hidup para shahabatku.”(HR Tirmidzi, di hasankan oleh
Syaikh Al-Albani dalam shahih Al-Jami’:5343)
Jadi ditegaskan di hadits ini bahwa umat Islam akan tercerai berai
menjadi 73 golongan dan yang selamat hanya satu golongan. Dan yang
dikatakan selamat disini ialah selamat di dunia dan selamat di akhirat
dari api neraka. Satu golongan yang tetap istiqomah ini berpegang dengan
Al-Jama’ah sedangkan yang lainnya menyempal dari Al-Jama’ah sehingga
sesat dan celaka. Mereka ini sesungguhnya yang dinamakan Islam sempalan.
Para ulama Ahlus Sunnah telah banyak menulis buku-buku yang
menguraikan berbagai golongan Islam sempalan ini dengan merinci satu
persatu masing-masing pemahaman syahwatnya, agar umat Islam waspada dari
bahaya kesesatan itu. Diantara ulama Ahlus Sunnah yang menulis
buku-buku tentang Islam sempalan ini ialah Al-Imam Ibnul Jauzy
Al-Baghdadi dengan bukunya yang masyhur berjudul Talbis Iblis dalam satu
jilid tebal.
Beliau menerangkan: “Sesungguhnya kita ahlus sunnah telah tahu adanya
Islam sempalan dan pokok-pokok berbagai golongannya, dan sungguh setiap
golongan dari mereka terpecah menjadi beberapa golongan. Walaupun kita
tidak mampu mengidentifikasi seluruh nama-nama golongan dan
madzhab-madzhabnya, akan tetapi kita dapat melihat dengan jelas bahwa
induk-induk golongan ini ialah :
1. Al-Haruriyyah
2. Al-Qodariyyah
3. Al-Jahmiyyah
4. Al-Murji’ah
5. Ar-Rafidhah
6. Al-Jabriyyah
1. Al-Haruriyyah
2. Al-Qodariyyah
3. Al-Jahmiyyah
4. Al-Murji’ah
5. Ar-Rafidhah
6. Al-Jabriyyah
Sungguh para ulama telah menyatakan bahwa pokok berbagai sempalan yang sesat adalah enam aliran sempalan ini. Setiap aliran daripadanya terpecah menjadi dua belas aliran sehingga seluruhnya menjadi tujuh puluh dua aliran.”
Demikian Ibnul Jauzy menerangkan dalam Talbis Iblis karya beliau halaman 18-19 cet. Tahun 1347 H/1928 M Darut Thiba’ah Al-Muniriyyah.
Keterangan Tentang Keenam Pokok Aliran Sempalan:
1. Al-Haruriyyah
Ialah pemahaman kaum Khawarij yang mempunyai pemahaman sesat dalam perkara:
a. Mengkafirkan Sayyidinna Ali bin Abi Thalib karena mau berdamai dengan Muawiyyah bin Abu Sofyan.
b. Mengkafirkan Ustman bin Affan karena dianggap membikin pelanggaran-pelanggaran selama pemerintahannya.
c. Mengkafirkan orang-orang yang ikut dalam perang Jamal (unta), yaitu ummul mukminin Aisyah, Tholhah, Zubair bin Al-Awwam, Ali bin Abi Tholib, Abdullah bin Zubair dan segenap tentara yang terlibat dalam pertempuran.
d. Mengkafirkan orang-orang yang terlibat dalam upaya perundingan damai antara Ali bin Abi Thalib dengan Muawiyyah bin Abi Sofyan. Juga mengkafirkan semua pihak yang terlibat dalam perundingan damai antara Al-Hasan bin Ali bin Abu Tholib dengan Muawiyyah bin Abu Sofyan sepeninggal Ali bin Abi Thalib. Mreka mengkafirkan semua orang pula yang ridha dan membenarkan dua upaya perdamaian di atas atau salah satunya.
e. Memberontak kepada pemerintahan muslimin yang berbuat dhalim karena pemerintahan tersebut dianggap kafir dengan perbuatan dhalimnya.
f. Menfkafirkan orang Islam yang berbuat dosa apapun.
1. Al-Haruriyyah
Ialah pemahaman kaum Khawarij yang mempunyai pemahaman sesat dalam perkara:
a. Mengkafirkan Sayyidinna Ali bin Abi Thalib karena mau berdamai dengan Muawiyyah bin Abu Sofyan.
b. Mengkafirkan Ustman bin Affan karena dianggap membikin pelanggaran-pelanggaran selama pemerintahannya.
c. Mengkafirkan orang-orang yang ikut dalam perang Jamal (unta), yaitu ummul mukminin Aisyah, Tholhah, Zubair bin Al-Awwam, Ali bin Abi Tholib, Abdullah bin Zubair dan segenap tentara yang terlibat dalam pertempuran.
d. Mengkafirkan orang-orang yang terlibat dalam upaya perundingan damai antara Ali bin Abi Thalib dengan Muawiyyah bin Abi Sofyan. Juga mengkafirkan semua pihak yang terlibat dalam perundingan damai antara Al-Hasan bin Ali bin Abu Tholib dengan Muawiyyah bin Abu Sofyan sepeninggal Ali bin Abi Thalib. Mreka mengkafirkan semua orang pula yang ridha dan membenarkan dua upaya perdamaian di atas atau salah satunya.
e. Memberontak kepada pemerintahan muslimin yang berbuat dhalim karena pemerintahan tersebut dianggap kafir dengan perbuatan dhalimnya.
f. Menfkafirkan orang Islam yang berbuat dosa apapun.
2. Al-Qodariyyah
Ialah pemahaman sesat yang mengingkari rukun iman yang ke enam, yaitu takdir Allah Ta’ala. Mereka mengatakan bahwa perbutan manusia ini adalah murni semata-mata dari perbuatan manusia sendiri dan tidak ada hubungannya dengan kehendak dan takdir Allah.
3. Al-Jahmiyyah
Ialah pemahaman sesat yang menginginkan adanya sifat-sifat kemuliaan bagi Allah dan mengingkari nama-nama kemuliaan bagi-Nya.
4. Al-Murji’ah
Ialah peahaman sesat yang mengingkari hubungan antara iman dengan amal, dalam artian iman itu tidak bertambah dengan amalan shalih dn tidak pula berkurang dengan kemaksiatan sehingga imannya Nabi sama dengan imannya penjahat sekalipun.
5. Ar-Rafidhah
Ialah gerakan pemahaman sesat yang diwariskan oleh Abdullah bin Saba’, seorang Yahudi yang pura-pura masuk Islam dan berupaya menyegarkan pemahamannya yang kafir, yaitu bahwa sayyidina Ali dan anak keturunannya adalah tuhan atau mempunyai sifat-sifat ketuhanan. Rafidhah mengkafirkan Abu Bakar dan Umar bin Khattab dan mengkafirkan pula segenap shahabat Nabi salallahu ‘alaihi wa sallam kecuali beberapa orang saja. (Minhajus Sunnah Ibnu Taimiyah)
6. Al-Jabariyyah
Ialah pemahaman sesat yang meyakini bawa semua apa yang terjadi adalah perbuatan Allah dan tidak ada perbuatan makhluk sama sekali. Manusia tidak mempunyai kehendak sama sekali karena yang ada hanya kehendak Allah. Sehingga semua perbuatan mansuia adalah ketaatan semata kepada kehendak Allah, dan tidak ada perbuatan maksiat. Orang berzina tidaklah dianggap maksiat karena perbuatan zina itu adalah perbuatan Allah dan kehendak-Nya. Semua manusia dianggap sama tidak ada muslim dan kafir, karena semuanya tidak mempunyai usaha (ikhtiar) dan tidak pula mempunyai kehendak apapun. (Talbis Iblis hal.22)
7. Al Mu’tazilah
Di samping enam aliran sesat yang kemudian bercabang menjadi berpuluh-puluh aliran sesat lainnya, juga ada aliran sesat yang besar pula, yaitu mu’tazilah. Aliran ini mengkeramatkan akal sehingga akal adalah sumber kebenaran yang lebih tinggi kedudukannya dari Al-Qur’an dan Al-Hadits.
Dari pengkeramatan akal ini timbullah kesesatan mereka yang meliputi:
a. Mengingkari adanya sifat-sifat mulia bagi Allah.
b. Orang Islam yang berbuat dosa tidak dinamakan muslim dan tidak dinamakan kafir, tetapi ia adalah fasiq. Akan tetapi bila ia tidak sempat bertaubat dari dosanya dan mati dalam keadaan demikian berarti kekal di neraka sebagaimana orang kafir. Orang yang telah masuk neraka tidak mungkin lagi masuk surga, sebagaimana orang yang masuk surga tidak mungkin lagi masuk neraka.
c. Menyerukan pemberontakan kepada pemerintah Islam yang berbuat dhalim dan pemberontakan itu dalam rangka amar ma’ruf nahi munkar.
d. Mengingkari adanya takdir Allah pada perbuatan hambanya.
e. Al-Qur’an itu adalah makhluk Allah sebagaimana pula sifat-sifat Allah lainnya adalah makhluk.
f. Mengingkari berita Al-Qur’an dan Al-hadits yang menyerukan bahwa wajah Allah itu dapat dilihat oleh kaum Mukminin di surga nanti. (Al-Farqu binal Firaq, Abdul Qahir Al-Isfaraini hal 114-115).
8. Al Bathiniyyah
Disamping mu’tazilah, ada juga aliran lain yang bernama bathiniyyah yang sering disebut orang thariqat sufiyyah. Mereka ini membagi syariat Islam dalam dua bagian, yaitu syariat batin dan syariat dhahir. Orang yang menganut aliran ini mempercayai bahwa para wali keramat itu syariatnya syariat batin sehingga tingkah lakunya tidak bisa diamati dengan patokan syariat dhahir.
Disamping mu’tazilah, ada juga aliran lain yang bernama bathiniyyah yang sering disebut orang thariqat sufiyyah. Mereka ini membagi syariat Islam dalam dua bagian, yaitu syariat batin dan syariat dhahir. Orang yang menganut aliran ini mempercayai bahwa para wali keramat itu syariatnya syariat batin sehingga tingkah lakunya tidak bisa diamati dengan patokan syariat dhahir.
Karena syariat batin itu sama sekali berbeda dengan syariat dhahir,
maka yang haram di syariat dhahir bisa jadi halal dan bahkan suci dalam
syariat batin. Orang-orang awam harus terikat dengan syariat dhahir.
Jadi kalau orang awam berzina harus dicela dan dinilai telah berbuat
maksiat, karena memang demikianlah syariat dhahir itu meilainya. Tapi
kalau wali keramat berbuat mesum di diskotik atau di hotel tidak boleh
dicela. Mereka para wali itu tidak lagi terikat dengan syariat dhahir,
tetapi terikat dengan syariat bathin, yaitu syariat spesial milik para
wali, jadi kalau ada orang yang mau mencoba mengkritik wali keramat itu
dan mencelanya, maka ia harus setingkat mereka atau lebih tinggi.
Syariat dhahir itu diturunkan kepada Nabi Muhammad salallahu ‘alaihi
wa sallam, sdangkan syariat batin diturunkan kepada para wali kearmat,
melalui mimpi atau wangsit (ilham) atau lewat wahyu yang dibawa oleh
para malaikat. (Talbis Iblis 162:169).
Dari aliran-aliran sempalan di atas terpecahlah sekian banyak aliran
sesat yang ujungnya pasti membatalkan syariat Allah dan mengakkan
syariat hawa nafsu serta kekafiran. (Al-Farqu bainal Firaq, Abdul Qahir
bin Muhammad Al-Baghdadi Al-Isfaraini hal 281-312). Padahal
masing-masing aliran yang bersumber dari 8 kelompok sempalan itu
tentunya mempunyai pengikut dari umat Islam.
Demikianlah iblis dan anak buahnya memecah belah umat Islam melaui
bid’ah, sehingga umat Islam terpecah belah menjadi beratus bahkan
beribu-ribu aliran sesat yang telah menyempal dari Islam, walaupun
mereka tetap meyakini keislamannya.
Tanah Subur bagi Islam Sempalan
Kalau Islam sempalan itu dimisalkan sebagai tanaman, maka tanah subur tempat ia tumbuh dengan bagus dan cepat ialah kebodohan umat Islam tentang agamanya. Kebodohan yang demikian ini adalah akibat dari semakin rendahnya perhatian umat kepada pentingnya memahami dan mempelajarai hukum agama.
Kalau Islam sempalan itu dimisalkan sebagai tanaman, maka tanah subur tempat ia tumbuh dengan bagus dan cepat ialah kebodohan umat Islam tentang agamanya. Kebodohan yang demikian ini adalah akibat dari semakin rendahnya perhatian umat kepada pentingnya memahami dan mempelajarai hukum agama.
Para ulama yang bernar-benar memahami agama dan mengamalkannya
semakin langka. Yang banyak ialah para ulama karbitan, makelar ilmu yang
mencari dunia dengan agamanya. Rasulullah salallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Sesungguhnya Allah tidaklah mencabut ilmu dengan mencabutnya
sekaligus dari hamba-hamba-Nya, akan tetapi dia mencabut ilmu dengan
mematikan para ulama, sehingga tidak tersisa seorang ulama pun, maka
manusia pun menunjuk para pimpinan mereka orang-orang yang bodoh
(tentang ilmu agama), maka mereka pun bertanya tentang agama kepada para
pimpinan bodoh ini dan para pimpinan bodoh itupun memberi fatwa tanpa
ilmu, akibatnya para pimpinan itu sesat dan menyesatkan pengikutnya.”(HR
Bukhari dan Muslim)
Oleh karena itu, sebagai upaya untuk mengantisipasi bermunculannya
Islam sempalan, umat Islam harus dibangkitkan kembali semangatnya dalam
menuntut dan mengamalkan ilmu agama. Disamping itu, segala upaya untuk
menyebarkan ilmu agama haruslah dipermudah. Penjelasan dan pemahaman
agama harus dikembalikan kepada ahlinya dan jangan sembarang orang
merasa berhak berbicara tentangnya.
Apalagi kalau ia sama sekali tidak mempunyai latar belakang ilmu
agama. Rasulullah salallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya
termasuk tanda-tanda kiamat salah satunya ialah ilmu diambil dari
orang-orang kecil.”(HR Ibnul Mubarrak dalam Az-Zuhud, lihat Ash-Shohihah
no.696).
Ketika ditanya kepada Ibnul Mubarrak siapakah orang-orang kecil
(Ashaghir) yang dimaksud di sini, beliau menjawab: “Orang-orang kecil
itu ialah yang berbicara tentang agama dari pikirannya sendiri, adapun
orang kecil yang mengambil ilmu dan menyampaikan dari ulama besar, maka
tidaklah dia dimasukkan dalam golongan orang-orang kecil”. Oleh karena
itu orang-orang yang menuntut ilmu agama dan kemudian menyebarkannya
haruslah didkukung dan dibela, bila kita tidak ingin umat ini terus
menerus diganggu dan dikacaukan oleh gerakan Islam sempalan.
Penutup
Mewaspadai gerakan Islam sempalan semestinya dengan ilmu agama yang cukup. Oleh karena itu para ulama ahlus sunnah wal jama’ah haruslah dijadikan patokan untuk menilai sesat atau tidaknya suatu gerakan. Dan jangan pula ulama karbitan dijadikan nara sumber penilaian, akibatnya fitnah yang meresahkan umat Islam terus mencekam dan semakin sulit umat Islam dipersatukan serta dipersaudarakan dengan sesama mereka.
Mewaspadai gerakan Islam sempalan semestinya dengan ilmu agama yang cukup. Oleh karena itu para ulama ahlus sunnah wal jama’ah haruslah dijadikan patokan untuk menilai sesat atau tidaknya suatu gerakan. Dan jangan pula ulama karbitan dijadikan nara sumber penilaian, akibatnya fitnah yang meresahkan umat Islam terus mencekam dan semakin sulit umat Islam dipersatukan serta dipersaudarakan dengan sesama mereka.
0 Komentar:
Posting Komentar