Perkara yang Dapat Melindungi Kita dari Tipu Daya Iblis


Allah سبحانه وتعالى telah memberi ujian kepada bani Insan dengan seorang musuh yang tidak pernah lepas seseorang dari intaiannya. Dirinya tidak pernah lalai dan tertidur, mereka serta hulu balangnya bisa melihat dari arah yang kita tidak dapat melihatnya. Dia mengorbankan segala kemampuannya untuk memerangi kita dalam tiap keadaan, tidak pernah melepaskan satu perkarapun yang dirinya masih memungkinkan untuk menelusupkan tipu dayanya melainkan pasti dia lepaskan racunya disitu.

Berikut ini adalah beberapa perkara yang bisa membentengi diri dari tipu daya iblis. Diantaranya adalah:

1. Ikhlas 

Manakala setan mengetahui bahwa tidak ada sarana yang bisa menyesatkan orang-orang yang ikhlas maka dia kecualikan golongan ini dari syarat yang dia ajukan kepada Allah سبحانه وتعالى untuk menyesatkan dan menjerumuskan manusia dalam perbuatan dosa. Hal itu sebagaimana yang Allah تعالى jelaskan dalam firman -Nya:

 قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغۡوِيَنَّهُمۡ أَجۡمَعِينَ – إِلَّا عِبَادَكَ مِنۡهُمُ ٱلۡمُخۡلَصِينَ

“Iblis menjawab: “Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba -Mu yang ikhlas di antara mereka”.  [Qs. Shaad: 82-83]

Dan Allah تعالى berfirman tentang hak yang disandang oleh ash-Shidiq Yusuf عليه السلام:

 كَذَٰلِكَ لِنَصۡرِفَ عَنۡهُ ٱلسُّوٓءَ وَٱلۡفَحۡشَآءَۚ إِنَّهُۥ مِنۡ عِبَادِنَا ٱلۡمُخۡلَصِينَ

“Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih”.  [Qs. Yusuf: 24]

Maka keikhlasan bisa dikatakan sebagai sarana untuk bisa menyudahi tipu daya setan, dan orang-orang yang ikhlas maka dia menjadikan seluruh amal ibadahnya mutlak hanya untuk Allah تعالى, ucapannya untuk Allah سبحانه وتعالى, memberi dan menahan, cinta dan benci maka ia jadikan seluruhnya hanya untuk Allah تعالى semata.

2. Membiasakan diri untuk membaca al-Qur’an siang dan malam

Dijelaskan dalam sebuah hadits yang dikeluarkan oleh Imam Abu Dawud dari Abu Qatadah رضي الله عنه, bahwa Nabi Muhammad صلي الله عليه وسلم pada suatu malam pernah lewat didepan rumahnya Abu Bakar dan Umar, sedangkan keduanya sedang sholat malam…dan pada akhir hadits ini diterangkan. Bahwa Nabi Muhammad صلي الله عليه وسلم menanyakan kepada Umar apa yang menyebabkan untuk mengeraskan bacaan al-Qur’annya, maka dia menjawa: ‘Untuk membangunkan orang serta mengusir setan”. HR Abu Dawud no: 1329. Dan dinilai shahih oleh al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud 1/246-247 no: 1180.

3. Membaca surat al-Baqarah secara khusus

Dalilnya adalah sabda Nabi Muhammad صلي الله عليه وسلم yang dikeluarkan oleh Muslim dari Abu Hurairah رضي الله عنه, bahwa Nabi Muhammad صلي الله عليه وسلم bersabda:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « لاَ تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنَ الْبَيْتِ الَّذِى تُقْرَأُ فِيهِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ » [أخرجه مسلم]

Janganlah kalian jadikan rumah-rumah kalian seperti kuburan, sesungguhnya setan lari dari rumah yang dibacakan didalamnya surat al-Baqarah“. [HR. Muslim No: 780]

4. Membaca ayat kursi ketika akan tidur

Berdasarkan haditsnya Abu Hurairah رضي الله عنه yang menjelaskan tentang kisahnya bersama jin yang berhasil dia tangkap, dan hadits ini dikeluarkan oleh Imam Bukhari dalam shahihnya. Dan pada akhir hadits tersebut diterangkan bahwa setan mengajari Abu Hurairah untuk membaca ayat kursi karena sesungguhnya orang yang membacanya senantiasa dalam penjagaan Allah dan tidak didekati oleh setan sampai pagi harinya. Maka tatkala Abu Hurairah mengabarkan hal tersebut kepada Nabi Muhammad صلي الله عليه وسلم beliau mengatakan: ‘Dia telah berkata jujur sedangkan dia adalah pendusta“. [HR. Bukhari no: 2311]

5. Membaca al-Mu’awadzatain (surat al-Falaq dan an-Naas)

Berdasarkan hadits shahih yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam Sunannya dari sahabat Uqbah bin Bari رضي الله عنه, disebutkan bahwasannya Nabi Muhammad صلي الله عليه وسلم menyuruh untuk membaca al-Mu’awadzatain, dan berpesan kepada Uqbah:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « يا عقبة تعوذ بهما فما تعوذ متعوذ بمثلهما » [ أخرجه أبو داود]

Wahai Uqbah berlindunglah (dari setan) dengan membaca keduanya, karena tidak ada perlindungan yang lebih kokoh dari semisal keduanya“. [HR Abu Dawud no: 1463, Dan dinilai shahih oleh al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud 1/275 no: 1299]

Dan diantara moment-moment yang ada dalilnya tentang disunahkanya membaca dua surat tersebut ialah: dipagi hari, sore hari, ketika berbaring untuk tidur, seusai sholat, tatkala meruqyah orang yang diganggu sihir, dan untuk meruqyah orang yang sedang sakit.

6. Berdzikir dengan mengucapkan Tahlil sebanyak seratus kali

Sebagaimana hadits shahih dalam shahih Bukhari dan Muslim yang menjelaskan akan tersebut, seperti yang dinukil dari sahabat Abu Hurairah رضي الله عنه, bahwa Nabi Muhammad صلي الله عليه وسلم bersabda:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ كَانَتْ لَهُ عَدْلَ عَشْرِ رِقَابٍ وَكُتِبَتْ لَهُ مِائَةُ حَسَنَةٍ وَمُحِيَتْ عَنْهُ مِائَةُ سَيِّئَةٍ وَكَانَتْ لَهُ حِرْزًا مِنْ الشَّيْطَانِ يَوْمَهُ ذَلِكَ حَتَّى يُمْسِيَ » [ أخرجه البخاري و مسلم]

“Barangsiapa membaca:

 ” لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ “.

"Tidak ada sesembahan yang berhak untuk disembah dengan benar melainkan Allah semata yang tidak ada sekutu baginya. Bagi -Nya kerajaan dan pujian, dan Dia atas segala sesuatu Maha Mampu’. Dalam sehari seratus kali, baginya pahala seperti membebaskan sepuluh orang budak, dan akan dicatat baginya seratus kebaikan serta dihapus atasnya seratus kejelekan, lalu dirinya akan dibentengi dari setan pada hari tersebut sampai sore“. [HR. Bukhari No: 3293, Muslim No: 2691]

7. Membaca ‘basmallah’ tatkala keluar rumah, bersetubuh, masuk kamar kecil dan ketika mau makan

Hal itu berdasarkan sebuah hadits shahih yang dikeluarkan oleh Imam Muslim dari Jabir رضي الله عنه, bahwa Nabi Muhammad صلي الله عليه وسلم bersabda:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « إِذَا دَخَلَ الرَّجُلُ بَيْتَهُ فَذَكَرَ اللَّهَ عِنْدَ دُخُولِهِ وَعِنْدَ طَعَامِهِ قَالَ الشَّيْطَانُ لاَ مَبِيتَ لَكُمْ وَلاَ عَشَاءَ. وَإِذَا دَخَلَ فَلَمْ يَذْكُرِ اللَّهَ عِنْدَ دُخُولِهِ قَالَ الشَّيْطَانُ أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ. وَإِذَا لَمْ يَذْكُرِ اللَّهَ عِنْدَ طَعَامِهِ قَالَ أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ وَالْعَشَاءَ » [ أخرجه مسلم]

Apabila seseorang masuk rumahnya lalu berdzikir tatkala mau masuk rumah dan ketika akan makan, maka setan berkata: ‘Tidak ada tempat untuk berteduh dan makan malam untuk kalian’. Dan jika dirinya masuk rumah lalu dia tidak berdzikir kepada Allah, maka setan mengatakan: ‘Aku mendapatkan tempat berteduh untuk kalian’. Apabila orang tersebut mau makan dan tidak berdzikir, maka setan berkata: ‘Aku mendapati tempat berteduh dan makan malam untuk kalian.” [HR Muslim No: 2018]



Berbagi ke Google+

About Unknown

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 Komentar:

Posting Komentar