99 Nama ALLAH (Asmaul Husna) & Makna




وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ فَادْعُوهُ بِهَا ۖ وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ ۚ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan". (QS. Al-A’raf: 180)

Allah adalah nama yang hanya dimiliki Yang Haq Subhânah wa ta’ala. Dia menjadikannya sebagai nama-Nya yang pertama, dan menisbatkan semua nama kepada nama ini. Dia tidak menisbatkan nama ini kepada nama selainnya. Seluruh nama Allah yang berada di dereten sesudah nama (الله) menjadi kata sifat bagi nama tersebut. Dari segi kandungan makna (definisi)nama ini menunjukkan Al-Ilâh Al-Haqq (Sesembahan Yang Haq). Dan dari segi cakupan, nama ini menunjukkan seluruh nama Ilahi.

Di samping itu, nama Allâh ini mempunyai karakteristik yang tidak terdapat pada nama-nama Allah Ta‘ala lainnya:

Pertama, apabila lafazh (الله) Allâh dihilangkan huruf alif-nya, maka ia berbunyi (لله) lillâh / bagi Allah, sebagaimana terdapat dalam firman Allah:

وَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ

“Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (al-Fath [48]: 7)

Apabila huruf lam-nya yang pertama dihilangkan, maka ia berbunyi (له) lahû / bagi-Nya,sebagaimana terdapat dalam firman Allah:

لَهُ مَقَالِيدُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ

“Kepunyaan-Nyalah kunci-kunci (perbendaharaan) langit dan bumi.” (az-Zumar [39]: 63)
Dan bila huruf lam-nya yang terakhir dihilangkan, maka ia berbunyi (هُوَ) huwa / Dia. Kata ini juga menunjuk kepada Allah Ta‘ala, sebagaimana di dalam firman-Nya:

قُلْ هُوَاللهُ أَحَدُ

“Katakanlah, “Dialah Allah Yang Maha Esa.” (al-Ikhlas [111]: 1)


Huruf wawu pada kata huwa adalah tambahan, dengan bukti bahwa ia dihilangkan pada bentuk tatsniyah dan jama‘, semisal kata (هما) humâ  / keduanya dan (هم) hum / mereka,dimana tidak ada huruf wawu di dalam kedua kata ini. Keistimewaan ini hanya ada pada lafazh Allah, dan tidak ada pada nama-nama lain.

Kedua, kalimat syahadat—yaitu kalimat yang bila diucapkan maka orang kafir berpindah dari kufur kepada Islam—tidak sah kecuali dengan menyebut nama ini. Seandainya orang yang kafir mengatakan, “Aku bersaksi tiada tuhan selain Ar-Rahmân Ar-Rahîm”, maka ia belum keluar dari kekufuran dan memasuki Islam.

Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa dari segi cakupan makna nama Allah itu mencakupi seluruh nama-nama Allah yang lain, yaitu nama-nama yang keseluruhannya menunjukkan kesempurnaan, keagungan dan keindahan. Dan dalam kamus bahasa Arab Allah itu berarti yang disembah yaitu satu-satunya yang berhak disembah dalam arti hanya kepada Dia lah kita beribadah. Sebagaimana di dalam firman-Nya:

وَهُوَ ٱللَّهُ فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَفِى ٱلْأَرْضِ

Dan Dialah Allah (Yang disembah), baik di langit maupun di bumi”. (al-An’am [6]: 3).

Maka Makna nama Allah mencakupi dua maksud besar yang saling berkaitan, yaitu:

Pertama, Tuhan yang mempunyai semua sifat-sifat kesempurnaan, keagungan dan keindahan.

Kedua, Dialah sesembahan yang seseorangpun tidak berhak disembah selain Dia.


  1. AR-RAHMAN YANG MAHA PENGASIH
2. AR-RAHIIM YANG MAHA PENYAYANG
3. AL-MALIK YANG MAHA MERAJAI
4. AL-QUDDUS YANG MAHA SUCI
5. AS-SALAM YANG MAHA SELAMAT
6. AL-MUKMIN YANG MEMBERI KEAMANAN
7. AL-MUHAIMIN YANG MEMELIHARA
8. AL-AZIZ YANG MAHA PERKASA
9. AL-JABBAR YANG MEMAKSAKAN KEHENDAK
10. AL-MUTAKABBIR YANG MEMILIKI SEGALA KEBESARAN
11. AL-KHALIK YANG MENCIPTAKAN
12. AL-BARRI YANG MAHA PERENCANA
13. AL MJUSHOWWIR YANG MEMBENTUK RUPA
14. AL-GHAFFAAR YANG MAHA PENGAMPUN
15. AL-QOHHAR YANG PERKASA
16. AL-WAHHAB YANG MAHA MEMBERI
17. AR-RAZZAAQ YANG MEMBERI REZEKI
18. AL-FATTAHU YANG MEMBUKA PINTU RAHMAT
19. AL-ALLIM YANG MAHA MENGETAHUI
20. AL-QOBIDH YANG MENGENDALIKAN REZEKI
21. AL-BAASITH YANG MELAPANGKAN REZEKI
22. AL-KHOFIDH YANG MERENDAHKAN DERAJAT
23. AR-RAAFI’ YANG MENINGGIKAN DERAJAT
24. AL-MU’IZZ YANG MEMBERI KEMULIAAN
25. AL-MUDZILLU YANG MENIMPAKAN KEHINAAN
26. AS-SAMII’ YANG MAHA MENDENGAR
27. AL-BASHIIR YANG MAHA MELIHAT
38. AL-HAKAM YANG MENETAPKAN HUKUM
29. AL-ADLU YANG MAHA ADIL
30. AL-LATHIIF YANG MAHA PENYANTUN
31. AL-KHOBIIR YANG MEWASPADAI
32. AL-HALIIM YANG MAHA BIJAKSANA
33. AL-ADZIIM YANG MAHA AGUNG
34. AL-GHOFUUR YANG MAHA PENGAMPUN
35. ASY-SYAKUUR YANG BERTERIMA KASIH
36. AL-ALYY YANG MAHA LUHUR/TINGGI
37. AL-KABIIR YANG MAHA BESAR
38. AL-HAFIIDZ YANG MAHA MEMELIHARA
39. AL-MUQIIT YANG MEMBERI MAKAN
40. AL-HASIIB YANG MAHA MENGHITUNG
41. AL-JALIIL YANG MAHA AGUNG LAGI MULIA
42. AL-KARIIM YANG MAHA PEMURAH DAN MAHA MULIA
43. AR-RAQIIB YANG MAHA MENGAWASI
44. AL-MUJIIB YANG MAHA MNGABULKAN
45. AL-WAASI’ YANG MAHA LUAS
46. AL-HAKIIM YANG MAHA BIJAKSANA
47. AL-WADUUD YANG MAHA MENGASIHI
48. AL-MAJIID YANG MAHA MULIA
49. AL-BAA’ITS YANG MEMBANGKITKAN
50. ASY-SYAHIID YANG MAHA MENYAKSIKAN
51. AL-HAQQU YANG MAHA BENAR
52. AL-WAKIIL YANG MAHA MENGURUSI
53. AL-QOWIYYU YANG MAHA KUAT
54. AL-MATIIN YANG MAHA KOKOH
55. AL-WALIYYU YANG MAHA MELINDUNGI
56. AL-HAMIID YANG MAHA TERPUJI
57. AL-MUHSHIY YANG MAHA MENGHITUNG
58. AL-MUBDI’U YANG MEMULAI
59. AL-MU’IID YANG MENGEMBALIKAN
60. AL-MUHYII YANG MAHA MENGHIDUPKAN
61. AL-MUMIIT YANG MAHA MEMATIKAN
62. AL –HAYYU YANG MAHA HIDUP
63. AP-QOYYUUM YANG MAHA MANDIRI
64. AL-WAAJID YANG MENEMUKAN
65. AL-MAAJID PEMILIK KEMULIAAN
66. AL-WAAHID YANG MAHA TUNGGAL
67. AL-AHAD YANG MAHA ESA
68. AS-SHOMAD PUSAT PENGADUAN
69. AL-QOODIR YANG MAHA KUASA
70. AL-MUQTADIR YANG MEMEGANG KEKUASAAN
71. AL-MUQODDIM YANG MENDAHULUI
72. AL-MU’AKHIR YANG MENGAKHIRI
73. AL-AWWAL YANG MAHA AWAL
74.AL-AAKHIRU YANG MAHA AKHIR
75. AZH-ZHOOHIRU YANG NYATA
76. AL-BAATHIN YANG GHAIB
77. AL-WAALIYU YANG MAHA MENGUASAI
78. AL-MUTA’AALI YANG MAHA TINGGI
79. AL-BARRU YANG MAHA BAIK
80. AT-TAWWAAB YANG MAHA MENERIMA TOBAT
81. AL-MUNTAQIM YANG MAHA MENYIKSA
82. AL-AFUWWU YANG MAHA PEMAAF
83. AR-RO’UF YANG MAHA BELAS KASIHAN
84. AL-MALIKUL MULKI YANG MENGUASAI SEGALA KEKUASAAN
85. DZUL JALAALI WAL IKRAAM PEMILIK KEAGUNGAN DAN KEMULIAAN
86. AL-MUQSITH YANG MAHA ADIL
87.AL-JAAMI’ YANG MAHA MENGHIMPUN
88. AL-GHONIYY YANG MAHA KAYA
89. AL-MUGHNII YANG MAHA MEMBERI KEKAYAAN
90. AL-MAANI’ YANG MAHA MENOLAK
91. ADH-DHOORRU YANG MAHA MERUSAK
92. AN-NAAFI’ YANG MAHA MEMBERI MANFAAT
93. AN-NUUR YANG MAHA BERCAHAYA
94. AL-HAADII YANG MAHA MEMBERI PETUNJUK
95. AL-BADII’ YANG MAHA MENCIPTAKAN
96. AL-BAAQII YANG MAHA KEKAL
97. AL-WAARITS YANG MAHA TETAP
98. AR-RASYIID YANG MAHA PANDAI
99. ASH-SHOBUUR YANG MAHA PENYABAR



Asma’ulhusna lazim digunakan dalam berdo’a memohon sesuatu pada Allah, dengan memanggil nama Allah sesuai dengan do’a yang dipanjatkan. Misalnya Ya Malik , Ya Aziz, Ya Jabbar, digunakan memohon sesuatu yang bersifat kekuatan atau kekuasaan. Ya Rahman, ya Rahiim, ya Latif, digunakan untuk memohon sesuatu yang bersifat kasih sayang dan penuh kelembutan. Ya Ghoniy, ya mughni, ya Razzaq, ya Fattah digunakan memohon sesuatu yang berkaitan dengan masalah kekayaan dan rezeki.

Asma’ulhusna juga digunakan untuk berzikir dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah , dengan menyebut nyebut nama-Nya sebanyak banyaknya. Lazimnya dengan menambahkan kata “yaa..” didepan Asma’ulhusna, menjadi “Yaa Rahman…… ya Rahiim…… yaa Malik….. yaa Quddus….. yaa Salam…… Yaa Mukmin …… yaa Muhaimin…… dst.



Berbagi ke Google+

About Unknown

    Blogger Comment
    Facebook Comment