Pejuang ISIS Asal Indonesia Kirim Pesan Ancaman Ke Tanah Air

Pihak berwenang menyarankan agar mengabaikan video ISIS terbaru, yang mengancam pasukan keamanan dan anggota NU. Oleh Yenny Herawati di Jakarta dan Alisha Nurhayati di Malang, Jawa Timur untuk Khabar Southeast Asia

Pada akhir tahun 2014, anggota Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) asal Indonesia mengeluarkan ancaman terhadap para petugas keamanan di negara asal mereka: kami akan mendatangkan pertempuran kepada kalian. Dalam sebuah video , Abu Jandal al Yemeni al Indonesi - alias Salim Mubarok Attamimi - memperingatkan bahwa kelompok itu akan membantai tentara dan polisi Indonesia atau anggota Nahdlatul Ulama (NU) yang menentang pembentukan hukum Syariah di Indonesia.

Dalam klip itu, yang mulai muncul di YouTube pada tanggal 24 Desember, pembicara menyebut nama panglima militer Indonesia. "Saya mengirimkan pesan ini kepada Anda, Moeldoko, Polri, dan Densus 88, serta Banser," kata Abu Jandal, mengacu pada sayap keamanan NU.

"Kami sedang menunggu kedatangan Anda di sini (di Suriah) ... Jika Anda tidak datang, kami akan datang kepada Anda. Kami akan kembali ke Indonesia untuk menegakkan Syariah Islam. Bagi mereka yang melawan kami, kami akan membantai kalian satu per satu".

"Kami akan terus menjaga bahwa baik warga sipil maupun polisi aman," katanya kepada Khabar Southeast Asia, Jumat (2 Januari). "Tapi dalam hal ini, semua orang diperingatkan." "Kami menginstruksikan semua orang untuk berhati-hati dengan lingkungan sekitar, barang apa pun yang mencurigakan atau tidak dijaga, serta tindakan yang mencurigakan," kata Agus. "Lebih baik waspada daripada harus menyesal." Dia menambahkan polisi terus menyelidiki video tersebut.
"Kami berusaha untuk mencari keterangan seperti siapa pembuat video itu, di mana ia berbicara, dan kapan video itu diproduksi," kata juru bicara itu. "Kami mendorong masyarakat untuk juga aktif dan melaporkan kepada pihak berwenang jika mereka memiliki informasi yang berkaitan [dengan video]."

Siapa pembawa ancaman ini?


Pembicara video, Abu Jandal, lahir 25 Agustus 1972 di Pasuruan, Jawa Timur.

Warga Malang, Jawa Timur bernama Muchlasin Syarif mengatakan pejuang ISIS ini diketahui memiliki dua istri dan lebih dari lima anak. "Dia meninggalkan Malang pada Maret 2014," katanya. "Tetapi tak satu pun dari kami tahu bahwa ia telah pergi ke Suriah sampai video itu diposting di YouTube."

Muchlasin mengatakan dia tidak mengenal dekat Abu Jandal, namun mengatakan Abu selalu menganjurkan pembentukan Syariah di seluruh Indonesia dan bahwa ia sebelumnya tinggal di Surabaya.

"Abu Jandal dulu tinggal di Kampung Ampel. Banyak keturunan Arab tinggal di sana. Sebelum itu saya pernah mendengar bahwa ia juga tinggal bersama orang tuanya selama beberapa waktu di Pasuruan, Jawa Timur. Ia menjual susu sapi segar di sana."

"Kami berdiri di sisi yang benar"

Ketika ditanya tentang video itu, Panglima TNI Moeldoko mengatakan para petugas tidak akan mundur.
"Kita tahu bahwa ancaman itu nyata, tetapi kita tidak boleh takut untuk memerangi propaganda ISIS karena video ini. ISIS menggunakan Islam untuk propaganda mereka, namun tindakan mereka bertentangan dengan hak asasi manusia di semua tingkatan," katanya kepada Khabar pada 29 Desember.

"Kami berdiri di sisi yang benar. Tidak perlu takut," lanjutnya.

Nusron Wahid, ketua organisasi pemuda NU Anshor dan salah satu pemimpin dari Banser, menghimbau rakyat Indonesia untuk tidak menanggapi video itu.

"Jangan menanggapi pernyataan gila Jandal itu. Tidak ada gunanya," kata Nusron. "Dia mencoba untuk melemahkan militer Indonesia dan NU. Tetapi kita akan bersatu melawan ancaman ini.

"Kami akan mencari bantuan lebih banyak dari para pemimpin NU untuk tindakan lebih lanjut jika diperlukan," tambah Nusron.

Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai mengatakan bahwa video tersebut bertujuan untuk memicu kemarahan di kalangan militer Indonesia dan mengiklankan keberlangsungan hidup ISIS.

"Ini adalah upaya untuk menunjukkan eksistensi kelompok teroris. Mereka tahu bahwa dunia memiliki perhatian serius untuk menumpas mereka. Oleh karena itu, mereka akan melakukan apa pun yang mereka bisa untuk menunjukkan bahwa mereka masih ada - terutama di Indonesia, di mana gerakan mereka sekarang dianggap kecil karena kurangnya dana dan kosongnya posisi kepemimpinan," katanya kepada Khabar.

Berbagi ke Google+

About Unknown

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 Komentar:

Posting Komentar