Diriwayatkan dari Abi Barzah, beliau berkata :
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - كَانَ يَكْرَهُ النَّوْمَ قَبْلَ الْعِشَاءِ وَالْحَدِيثَ بَعْدَهَا
"Rasulullah shallallahu alaihi wasallam membenci tidur sebelum isya dan berbincang-bincang (yang tidak bermanfaat) setelahnya." (HR. Bukhari 568)
Allah Azza wa Jalla, berfirman:
وَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ فَإِنَّكَ بِأَعْيُنِنَا ۖ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ حِينَ تَقُومُ
"Dan
bersabarlah (Muhammad) menunggu ketetapan Tuhanmu, karena sesungguhnya
engkau berada dalam pengawasan Kami, dan bertasbihlah dengan memuji
Tuhanmu ketika engkau bangun," (QS. At-Tur 52: Ayat 48)
وَمِنَ الَّيْلِ فَسَبِّحْهُ وَإِدْبٰرَ النُّجُومِ
"dan pada sebagian malam bertasbihlah kepada-Nya dan (juga) pada waktu terbenamnya bintang-bintang (pada waktu fajar)." (QS. At-Tur 52: Ayat 49)
Dari ‘Ubadah bin Shamit radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
مَن تَعارَّ
من الليل فقال: لا إله إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ
الْمُلْكُ ولهُ الْحَمْدُ وهُوَ على كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، الحمدُ للهِ،
وسبحانَ اللهِ، ولا إله إلا اللهُ، واللهُ أَكْبَرُ، ولا حَوْلَ ولا
قُوَّةَ إلا بِاللهِ، ثم قال: اَللّهُمَّ اغْفِرْ لي – أو دعا – استُجِيبَ
له، فإنْ توضأ وصلى قُبِلتْ صلاتُه
“Barangsiapa yang terjaga di malam hari, kemudian dia membaca (zikir tersebut di atas):
لا
إله إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ ولهُ الْحَمْدُ
وهُوَ على كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، الحمدُ للهِ، وسبحانَ اللهِ، ولا إله إلا
اللهُ، واللهُ أَكْبَرُ، ولا حَوْلَ ولا قُوَّةَ إلا بِاللهِ
[Laa
ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa
huwa ‘ala kulli syain qodiir. Alhamdulillah wa subhanallah, wa laa ilaha
illallah, wallahu akbar, wa laa hawla wa laa quwwata illa billah]
Segala
puji bagi Allah Tiada sembahan yang benar kecuali Allah semata dan
tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nyalah segala kerajaan/kekuasaan dan
bagi-Nya segala pujian, dan Dia maha mampu atas segala sesuatu, segala
puji bagi Allah, maha suci Allah, tiada sembahan yang benar kecuali
Allah, Allah maha besar, serta tiada daya dan kekuatan kecuali dengan
(pertolongan) Allah, kemudian dia mengucapkan:
اَللّهُمَّ اغْفِرْ لي
“Ya
Allah, ampunilah (dosa-dosa)ku“, atau dia berdoa (dengan doa yang
lain), maka akan dikabulkan doanya, jika dia berwudhu dan melaksanakan
shalat maka akan diterima shalatnya” (HR.Bukhari (no. 1103), Abu Dawud (no. 5060), at-Tirmidzi (no. 3414) & Ibnu Majah (no. 3878).
Allah
Subhanahu wa Ta’ala pun memuji para hamba-Nya yang shalih yang
senantiasa melakukan shalat malam dan bertahajjud, Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman:
كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
“Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah).” [Adz-Dzaariyaat/51: 17-18]
Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhuma mengatakan, “Tak ada satu pun malam yang terlewatkan oleh mereka melainkan mereka melakukan shalat walaupun hanya beberapa raka’at saja.”(Tafsiir ath-Thabari, (XIII/197)
Al-Hasan al-Bashri berkata, “Setiap
malam mereka tidak tidur kecuali sangat sedikit sekali. Mereka
melakukan shalat malam dengan lamanya dan penuh semangat hingga tiba
waktu memohon ampunan pada waktu sahur.”
0 Komentar:
Posting Komentar