Penghalang Cinta Kepada Allah SWT

Al-Khatib Al-Baghdadi rahimahullah berkata: Suatu ketika ada seorang pria berdiri menghadap Ibrahim bin Adham seraya bertanya: "Wahai Aba Ishaq, mengapa hati terhalang dari cinta kepada Allah Azza wa Jalla?" Maka beliau menjawab :
لِأَنَّهَا أَحَبَّتْ مَا أَبْغَضَ اللَّهُ أَحَبَّتِ الدَّنْيَا وَمَالَتْ إِلَى دَارِ الْغُرُورِ، وَاللَّهْوِ، وَاللَّعِبِ، فَتَرَكَتِ الْعَمَلَ لِدَارٍ فِيهَا حَيَاةُ الْأَبَدِ، فِي نَعِيمٍ لَا يَزُولُ وَلَا يَنْفُذُ خَالِدٍ مُخَلَّدٍ فِي مِلْكٍ سَرْمَدٍ لَا نِهَايةَ لَهُ، وَلَا انْقِطَاعَ
"Karena dia telah mencintai apa yang dibenci Allah. (Karena) cinta dunia dan condong kepada negeri (dunia) yang menipu, dan juga kecintaan kepada hal yang sia-sia, dan permainan. Sehingga dia tinggalkan beramal untuk negeri (akhirat) yang didalamnya terdapat kehidupan yang abadi. Kenikmatan yang tidak akan pernah sirna dan tidak akan pernah habis. Kekal lagi dikekalkan. Dalam kerajaan (kehidupan) yang tidak pernah berhenti lagi tidak ada penghujungnya, dan tidak pernah terputus." (Az-Zuhd wa Ar-Raqaiq, 55, 4)

Allah Azza Wa Jalla berfirman:
قُلْ إِنْ كَانَ ءَابَآؤُكُمْ وَأَبْنَآؤُكُمْ وَإِخْوٰنُكُمْ وَأَزْوٰجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوٰلٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجٰرَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسٰكِنُ تَرْضَوْنَهَآ أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِّنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَجِهَادٍ فِى سَبِيلِهِۦ فَتَرَبَّصُوا حَتّٰى يَأْتِىَ اللَّهُ بِأَمْرِهِۦ  ۗ  وَاللَّهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْفٰسِقِينَ
"Katakanlah, "Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik." (QS. At-Taubah 24)
Diriwayatkan oleh Al Faryabi dari Ibnu Sirrin dan Abdur Razaq dari Asy Sya’bi bahwa Ali bin Abi Thalib datang ke Makkah dengan berkata kepada orang-orang yang masih di Makkah dengan menyebut namanya satu persatu, “Tidakkah kalian ingin berhijrah mengikuti Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ke Madinah?
Mereka menjawab, “Kami akan tetap di sini bersama saudara-saudara, teman-teman dan tempat tinggal kami”. Maka turunlah ayat di atas yang menegaskan bahwa orang-orang yang lebih mencintai sanak saudara, keluarga, kekayaan dan tempat tinggal dari pada mencintai Allah, Rasul-Nya dan Jihad di jalan Allah diancam dengan siksa dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Ayat ini merupakan peringatan Allah tentang kemungkinan sikap negatif yang akan terjadi pada orang-orang yang beriman yaitu lebih mencintai hal-hal yang bersifat duniawi dari pada mencintai Allah, Rasul dan Jihad di jalan-Nya. Sebagaimana yang terjadi pada orang-orang yang tidak mau hijrah karena mereka lebih mencintai sanak saudara, keluarga dan harta. Jadi lebih mencintai hal-hal yang bersifat duniawi dari pada mencintai Allah, Rasul, dan Jihad di jalan-Nya dapat saja terjadi pada orang-orang yang beriman dapat juga tidak. 
Mencintai hal-hal yang bersifat duniawi adalah sifat manusia dan hal ini tidak dilarang oleh syari’ah selama tidak melebihi kecintaan kepada Allah, Rasul dan Jihad di jalan-Nya.
Berbagi ke Google+

About Unknown

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 Komentar:

Posting Komentar