Renungan Untuk Istri

1. Pada hakikatnya, kita sebagai Istri adalah manusia yang dikirimkan Allaah untuk penopang kebaikan suami dan anak-anak kita.

2. Kita adalah manager bagi cita-cita, impian suami & anak-anak. Kita yg merapikan urusan kesehariannya, suasana hatinya dan segala kebutuhannya.

3. Hati-hati dengan raut tak menyenangkan bagi suami & anak-anak, perkataan yg tak menyejukkan.
Itu berpengaruh pada suasana hati & semangat nya.

4. Sangat mungkin sekali, suami kehilangan semangat bekerja hanya karena ia mendapati wajah istrinya murung, dan selalu mengeluh.

5. Jangan sampai terhambatnya segala cita pasangan karena kita yg tak memberinya dukungan terbaik, sikap terbaik dan ketaatan yg terbaik.

6. Dan dalam hal rizki, kadang istri kecewa dengan jumlah nafkah yg suami berikan, tapi percaya dan bersyukur itulah hasil terbaik dari segala kemampuannya.

7. Sekali kita mengeluhkan jumlah nafkah yg diberi, maka hancurlah harga dirinya sebagai tulang punggung keluarga.

8. Saat Jibril bertanya, mengapa begitu banyak wanita di neraka? Rasulullaah mengatakan, karena banyaknya Istri yg tak bersyukur atas nafkah yg diberikan suaminya.

9. Sadarkah jika sekali saja kita mengeluh isi rumah kurang, uang kurang, pakaian kurang, maka tanpa sadar suami bersedih dan terluka hatinya.

10. Hargai kerja keras suami, karena ia Allah hadirkan sebagai Imam yg harus dihormati dan kekasih yg harus dicintai, bukan pemenuh segala keinginan kita.

11. Menghargai suami itu terwujud dalam : Sikap baik, raut wajah menyenangkan, pelayanan yg sempurna & kehadiran kita yg membuatnya bahagia. (Qurrota A'yun)

12. Saat suami merasa dihargai dirumah, maka ia akan menjadi sosok gagah saat diluar rumah, percaya diri dan semangat untuk terus berkarya.

13. Saat suami merasa tak dihargai, bagaimana mungkin ia percaya diri saat diluar rumah. malah sebaliknya ia akan kehilangan semangat terbaiknya untuk berkarya.

14. Keberhasilan suami tergantung dari seberapa besar istrinya memahami apa yg ia impikan & seberapa besar ia peduli dan mendukungnya.

15. Jika kita berjanji saat akad ingin menjadi tulang rusuknya, maka kitalah orang yg paling pertama mendukung impiannya, bukan meragukannya.

16. Jika kita berjanji menjadi teman hidupnya, maka kita harus menjadi orang pertama yg membangkitkan semangatnya saat ia terpuruk karena kegagalan.

17. Jika kita berjanji menjadi ibu terbaik bagi anak-anaknya. Maka rawat dan didiklah anak-anak dengan waktu dan perhatian terbaik kita.

18. Jika kita berjanji jadi penyembuh lukanya, maka kitalah yg pertama yg harus tahu jika hatinya bersedih dan sembuhkanlah kesedihannya.
Berbagi ke Google+

About aank

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 Komentar:

Posting Komentar